DILAN 1990
Yha! Film ini lagi booming banget di Indonesia baik di kalangan pelajar sampe ke kalangan tetua yang merasa bahwa film ini mengingatkan mereka pada masa putih abu - abu.
Gimana coba aku bisa kenal Dilan (eh, bukan kenal tapi tau) padahal aku sendiri lahir tahun 1996? Ya bisa, dong! Kan dikenalin sama ayah Pidi Baiq. Dari beliaulah aku tau bahwa ada manusia bernama Dilan di dunia ini. Sekitar tahun 2013 - 2014 pas aku kelas 3 SMA, temanku namanya Asep ngasih tau ada cerita seru banget katanya. Aku percaya? Nggak. Akhirnya dia kasih tau ceritanya dari blog ayah Pidi. Aku yang asalnya nggak percaya, malah jadi yang paling asyik baca ceritanya di kelas. Padahal saat itu lagi ada pelajaran di kelas, kalau nggak salah Bahasa Indonesia. Ah, nggak apa deh nggak merhatiin, kali ini doang kok nakalnya. Tau nggak kenapa aku sampe nggak merhatiin guru di kelas? Soalnya ceritanya tuh...
PARAAAH! AKU SAMPE JATUH CINTA SAMA DILAN!
Dari senyum - senyum sendiri sampe cekikikan sudah cukup menggambarkan suasana hatiku pas baca ceritanya. Sayangnya, ini cerita tiba - tiba berakhir gitu aja. Gantung. Eh, nggak taunya dibikin novel sama ayah Pidi. Novel Dilan ini ada 3, novel pertama judulnya 'Dia Adalah Dilanku tahun 1990' yang sekarang digarap jadi sebuah film oleh Falcon Pictures. Novel kedua judulnya 'Dia Adalah Dilanku tahun 1991'dan yang ketiga 'Suara Dari Dilan'. Aku sudah baca semuanya sampai terangkum dalam otak. Waduh, luar biasa deh pokoknya pesona si Dilan ini.
Oke sekarang kita beranjak ke filmnya yang diperankan oleh...
IQBAL DIAFAKHRI sebagai DILAN
VANESHA PRESCILLA sebagai MILEA
Maaf ya buat yang jadi fans Iqbal, aku sempet goyah dan kecewa bahwa yang peranin Dilan itu Iqbal. Bukan kenapa - napa sih, cuma dalam bayangan aku tuh Dilan-nya seperti ini...
Heheheee. GUSTI RAYHAN berperan sebagai AKEW dalam film Dilan. Udah sejak lama aku pantengin nih cast-nya dia dan itu tuh rasanya Dilan banget gitu. Tapi ya sudahlah, yang lalu biarlah berlalu. Ayah Pidi lebih tau siapa Dilan dan Iqbal memang dipilih secara langsung oleh Ayah untuk memerankan sosok Dilan. Oiya, Vanesha juga dipilih langsung lho sama ayah waktu dia dan kakaknya Sissy lagi main ke bandung lalu mereka nongkrong di The Panas Dalam 'markasnya' ayah. Disitu katanya ayah ngomong "Kamu Milea, ya?" aseeek persis banget kayak Dilan waktu di motor nanyain Milea, hahaha. Dan akhirnya jadilah dia terpilih sebagai Milea.
Lanjut ke perjuangan untuk dapet tiket nontonnya...
Tepat hari Minggu jam 11.30 WIB aku sampe di Bioskop dan taukah kalian?
PENUH PADAT MERAYAP WAGILAAASIH INI! Cem ngantri BLT (Bantuan Langsung Tunai) gitu. Antusiasme para penggila Dilan sungguh mantap. Nggak tanggung - tanggung pas aku tanya malah ada yang udah nonton beberapa kali. Wah, wah! Luar biasa. Berarti oke nih film.
Alhamdulillah meskipun ngantri siang tapi aku bareng temanku kebagian nonton jam 4 sore. Ketika waktu pemutaran film dimulai, akupun duduk bersila. Kebiasaan, hehe. Nggak enak kalau kakinya digantung terus, hubungan juga nggak enak kan kalau digantung? Loh? Skip.
Last, this my review about Dilan 1990
Oke, menurutku filmnya sesuai sama cerita di novel. Tapi ada beberapa bagian yang dihilangkan. Mungkin karena memang kurang asyik untuk dipublikasikan atau entah karena apa cuma ayah dan produser film yang tau. Film Dilan ini mengisahkan tentang 2 anak remaja SMA yang lagi jatuh cinta. Milea siswi pindahan dari Jakarta dan Dilan memang sudah asli orang Bandung. Sebenernya Milea ini masih punya orang gais a.k.a pacaran sama yang namanya Beni di Jakarta.
BRANDON SALIM alias BENI itu orangnya lumayan ganteng meskipun nggak begitu ganteng kalau kata Milea, tapi dia tempramental banget. Cemburuan. Dan itulah yang jadi penyebab kandasnya hubungan mereka. Kalau Dilan, dia ini anak nakal, sering dipanggil Pak Suripto yang jadi Guru BP di sekolahnya. Dilan juga jadi panglima tempur dalam sebuah geng motor besar di Bandung tapi cerdas, sayang sama keluarga dan tentunya sayang sama Milea. Cara Dilan mendekati Milea yang berbeda dari laki - laki lain membuat Milea nggak bisa kalau nggak sayang juga ke Dilan. Dari mulai sok ngeramal di jalan, ikut - ikutan naik angkot biar pulang bareng Milea, nganterin cokelat tapi dititip ke tukang koran, nganterin tukang urut buat mijit Milea yang lagi sakit. Ahh, pokoknya pengen jadi Lia juga deh rasanya. Tapi cerita cinta mereka ini nggak luput dari masalah ya.
DEBO (Idola Cilik) berperan sebagai NANDAN. Dia ini anaknya pintar, jago main basket, ketua murid di kelasnya dan suka juga sama Milea. Kebetulan mereka sekelas jadi dia bisa leluasa pdkt-in Milea padahal Mileanya udah suka ke Dilan. Nggak cuma sampe disitu aja gais. Ada lagi yang suka sama Milea tapi bertepuk sebelah kaki. Siapakah dia? He is...
REFAL HADY sebagai KANG ADI yang jadi guru privatnya Milea dirumah. Sebenernya ganteng banget yak ni laki. Duhhh aku mau deh kalau Milea udah sama Dilan. Hahaha. Kang Adi ini mahasiswa ITB juga gais ceritanya. Idaman, kan? Tapi bukan idamannya Lia.
Beralih ke sosok GIULIO yang menjadi ANHAR dalam film ini. Aku nggak suka sama si anhar. Fix. Yang kamu lakukan ke Lia itu, jahat! Masa Lia ditampar coba? Kasar ih kamu. Huuuu pokoknya aku nggak suka Anhar. Dan gara - gara masalah nampar inilah Dilan sama Anhar berantem di Sekolahnya.
Dan aku yang tadinya nggak sreg sama sekali ke Iqbal malah jadi jatuh cintrong gituuu, haha. Etdah bagus banget actingnya parah! Emang bener ayah nggak salah pilih. Lucunya dapet, sangarnya dapet, gantengnya dapet, gombalnya juga dapet banget! ya inilah yang namanya 'Dont Judge By The Cover' karena banyak banget selain aku yang juga nggak sreg sama sosok Iqbal yang jadi Dilan dan setelah nonton pada bilang 'Ih, Iqbalnya tadi ganteng banget ya parah cocoklah cocok jadi Dilan' gitu. Tapi nggak bisa dipungkiri, aku tetap lebih suka cerita di novelnya dibanding filmnya. Mungkin karena kalau di novelnya, aku bebas mau berimajinasi sosok Dilan itu seperti apa. Eh, tapi sekarang jadi kebayangnya Dilan tuh Iqbal. Hahaha. Hipno bener ni film yak.
BRANDON SALIM alias BENI itu orangnya lumayan ganteng meskipun nggak begitu ganteng kalau kata Milea, tapi dia tempramental banget. Cemburuan. Dan itulah yang jadi penyebab kandasnya hubungan mereka. Kalau Dilan, dia ini anak nakal, sering dipanggil Pak Suripto yang jadi Guru BP di sekolahnya. Dilan juga jadi panglima tempur dalam sebuah geng motor besar di Bandung tapi cerdas, sayang sama keluarga dan tentunya sayang sama Milea. Cara Dilan mendekati Milea yang berbeda dari laki - laki lain membuat Milea nggak bisa kalau nggak sayang juga ke Dilan. Dari mulai sok ngeramal di jalan, ikut - ikutan naik angkot biar pulang bareng Milea, nganterin cokelat tapi dititip ke tukang koran, nganterin tukang urut buat mijit Milea yang lagi sakit. Ahh, pokoknya pengen jadi Lia juga deh rasanya. Tapi cerita cinta mereka ini nggak luput dari masalah ya.
DEBO (Idola Cilik) berperan sebagai NANDAN. Dia ini anaknya pintar, jago main basket, ketua murid di kelasnya dan suka juga sama Milea. Kebetulan mereka sekelas jadi dia bisa leluasa pdkt-in Milea padahal Mileanya udah suka ke Dilan. Nggak cuma sampe disitu aja gais. Ada lagi yang suka sama Milea tapi bertepuk sebelah kaki. Siapakah dia? He is...
REFAL HADY sebagai KANG ADI yang jadi guru privatnya Milea dirumah. Sebenernya ganteng banget yak ni laki. Duhhh aku mau deh kalau Milea udah sama Dilan. Hahaha. Kang Adi ini mahasiswa ITB juga gais ceritanya. Idaman, kan? Tapi bukan idamannya Lia.
Beralih ke sosok GIULIO yang menjadi ANHAR dalam film ini. Aku nggak suka sama si anhar. Fix. Yang kamu lakukan ke Lia itu, jahat! Masa Lia ditampar coba? Kasar ih kamu. Huuuu pokoknya aku nggak suka Anhar. Dan gara - gara masalah nampar inilah Dilan sama Anhar berantem di Sekolahnya.
Acting Vanesha jadi Milea juga udah oke, oh iya ada satu adegan yang terlihat lebay versi aku. Waktu itu Milea bilang kalau diajak jalan sama Kang Adi tuh nggak bakalan mau, dan ternyata besoknya dia malah beneran jalan sama Kang Adi ke ITB. Milea jadi ngerasa nggak enak gitu perasaannya dan bener aja pas pulang bibi yang bantu - bantu dirumahnya bilang kalau tadi Dilan nelpon dan bibi itu malah bilang kalau Milea lagi jalan bareng Kang adi. Di novel terasa biasa aja, tapi pas di film, kok sampe lebay gitu ya Milea nggak ditelponin Dilan sampe nangis gitu. Ya begitulah pendapatku.
Dari segi sinematografinya, aku cuma nggak suka bagian tawuran itu. Batu yang dilempar emang pada asli tapi ada satu batu yang terbangnya itu terlalu keliatan banget bohongnya. Aku sedikit mendecak tuh pas nonton 'Ck, geleuh batuna bobodoan' gitu. Haha. Maaf ya pak Fajar Bustomi.☺
Untuk lighting, setting kamera dan yang lainnya menurutku udah oke banget. Ohya, kata temenku pas adegan Milea pulang bareng bundanya Dilan kan naik mobil tuh, nah itu kayak keliatan bohongan katanya, kayak film di Indosiar. Aku ketawa aja. Ngebayangin film ular - ularan di Indosiar.
Yak, inilah review film Dilan 1990 yang bisa aku sampein ke kalian. Maaf kalau cuma menampilkan beberapa karakter tokoh utama. Karena kalau aku kasih tau semua tokoh, kalian juga pasti udah pada taulah. Haha. Yang belum nonton (2x 3x atau lebih) segera nonton deh! Udah jutaan lho penontonnya. Aku pamit ya? Mau ke wc, mau pipis ditahan daritadi karena lagi ngetik.
Assalamu'alaikum!







No comments:
Post a Comment